Rabu, 10 November 2010

Mengajarkan Al-Qur'an Pada Anak

Anak adalah amanah dari Allah SWT. Tidak semua orang mendapatkan anugerah ini, kecuali hanya orang-orang yang dikehendaki-Nya. Amanah ini harus dipelihara secara baik dan terus menerus dengan memberinya pendidikan yang baik dan benar.
Setiap orang tua harus belajar bagaimana memberikan hak dan kewajibannya dengan baik. Mereka harus mengetahui perkembangan-perkembangan baru tentang metode dan media pendidikan yang baik untuk menunaikan tugasnya, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Seharusnya orang tua mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya. Tujuannya agar mengarahkan mereka pada keyakinan bahwa Allah adalah Rabb mereka dan Al-Qur’an merupakan firmanNya, sehingga ruh Al-Qur’an bisa berhembus dalam jiwa mereka, serta cahayanya dapat bersinar dalam pemikiran dan intelektual mereka.
Para sahabat Nabi saw. benar-benar mengetahui pentingnya mengajarkan Al-Qur’an dan pengaruhnya yang nyata dalam diri anak. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya sebagai pelaksanaan atas saran yang diberikan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits yang diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Imam Suyuthi mengtakan, “Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak merupakan salah satu di antara pilar-pilar Islam, sehingga mereka bisa tumbuh di atas fithrah. Begitu juga cahaya hikmah akan terlebih dahulu masuk ke dalam hati mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsudan dinodaioleh kemaksiatan juga kesesatan.”
Adapun pahala yang didapatkan orangtua yang mengajarkan Al-Qur’an kepada Anaknya sungguh sangat besar. Dalilnya yaitu,
Imam hakim meriwayatkan dari Buraidah bahwa Nabi saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, mempelajari, serta mengamalkannya, maka pada hari kiamat kelak Allah akan memakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota dari cahaya seperti cahaya matahari, dan juga memakaikan pada kedua orang tuanya perhiasan yang tidak pernah ia kenakan sebelumnya ketika di dunia. Keduanya lantas bertanya, “Dengan modal apa kami memperoleh ini semua?’ Allah menjawab, ‘Karena kamu telah mengajarkan Al-Qur’an kepada anakmu”.
Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak berarti mengajak anak untuk dekat kepada pedoman hidupnya. Dengan cara itu, mudah-mudahan kelak ketika dewasa anak-anak benar-benar dapat menjalani hidup sesuai dengan Al-Qur’an. Inilah satu-satunya jalan untuk membentuk menjadi manusia yang shaleh. Mengajarkan Al-Qur’an pada anak 0 sampai 3 tahun dapat dilakukan dengan mulai mengenalkan, memperdengarkan, dan menghafalkan. Tak heran bila Rasulullah mengingatkan kita untuk mendidik anak dengan al Qur’an.
Allah SWT. Berfirman,
إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al-qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS. Al-Isra : 9).
Seperti yang sudah tertera di atas, bahwa telah jelas sekali dalil-dalil yang memerintahkan orang tua untuk mngajarkan Al-Qur’an kepada anaknya. Dan di sini saya hanya mencoba membahas tahapan-tahapan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak dan kiat-kiat ataupun cara mengajarkan Al-Qur’an kepada Anak.
 Mengenalkan Al-Qur’an
Saat yang paling tepat mengenalkan Al-Qur’an adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Anak usia 2 sampai 3 tahun biasanya sudah mulai tertarik dengan buku. Hal ini penting, karena banyak orang tua yang lebih suka menyimpan Al-Qur’an di rak lemari paling atas. Sesekali perlihatkanlah Al-Qur’an kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan Al-Qur’an juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyyah. Bukan mengajarinya membaca, tetapi sekedar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat anak.Tentu dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, akan memancing anak untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf Al-Qur’an.
 Memperdengarkan
Memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an bisa dilakukan secara langsung atau dengan memutar kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, Insya Allah memperdengarkan Al-Qur’an akan jauh lebih baik pengaruhnya buat bayi. Apalagi jika ibu yang membacanya sendiri. Ketika membaca Al-Qur’an, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyu’ dan tenang. Kondisi seperti ini, akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan karena secara teoritis, kondisi psikologis ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi khususnya perkembangan psikologisnya. Ibu yang sering mengalami stress, tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya.
Memperdengarkan Al-Qur’an bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa bicara, Insya Allah lantunan ayat al Qur’an itu akan terekam dalam memorinya. Dan jangan heran kalau tiba-tiba si kecil lancar melafadzkan surat al-Fatihah, misalnya begitu dia bisa bicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an (surat-surat pendek) terbukti memudahkan anak menghafalkannya.
 Menghafalkan
Menghafalkan Al-Qur’an bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surat atau ayat yang pendek. Atau potongan lafadz dari sebuah ayat (misalnya fastabiqul khayrat, hudallinnas, birrulwalidayn dan sebagainya). Menghafal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak, dan latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak. Menghafal bisa dilakukan kapan saja. Usahakan di saat anak merasa nyaman. Walau demikian, hendaknya orang tua tetap mempunyai target baik tentang ayat, atau jumlah yang akan dihafal anak.

Disini ada tips ataupun kiat-kiat bagaimana mengajarkan Al-Qur’an pada anak.
• Sesuaikan dengan usia anak. Mengajarkan Al Qur'an bagi anak memiliki prinsip yang berbeda dengan orang dewasa. Karena itu pemilihan metode pengajarannya pun harus disesuaikan dengan usia anak. "Anak yang lebih kecil tentunya tidak bisa diajarkan membaca Al Qur'an dalam masa yang ditentukan misalnya satu jam penuh"
• Beri contoh.
• Anak akan mencontoh perilaku orang-orang disekitarnya. Karenanya, sebagai orang tua, Anda juga harus memberikan contoh dengan membaca dan mengamalkan isi Al Qur'an setiap hari. Melihat Anda membaca Al Qur'an, anak akan tertarik untuk ikut membaca.
• Membiasakan anak mendengarkan Murottal atau bacaan Al Qur'an setiap hari. Pembiasaan merupakan metode yang paling dgampang diterapkan. Setiap kali ada waktu dan kesempatan, perdengarkan bacaan Al Qur'an baik melalui kaset atau VCD.
• Tetapkan waktu untuk mengajar anak membaca Al Qur'an. Setiap hari tetapkan satu waktu untuk mengajarkan atau mendengarkan bacaan anak, misalnya sehabis shalat Maghrib. Penetapan waktu ini untuk memudahkan Anda mendengarkan bacaan Al Qur'an anak.
• Ajak teman atau saudara anak untuk bersama-sama membaca Al Qur'an.
• Ceritakan kisah-kisah indah dari Al Qur'an. Untuk memacu rasa ingin tahu anak terhadap isi AL Qur'an, ceritakan kisah-kisah dalam Al Qur'an, kisah keberanian Nabi Ibrahim, kezhaliman Fir'aun dan sebagainya. Selain agar anak tidak jemu dengan sistem pendidikan yang diterapkan, kisah-kisah ini juga menanamkan rasa cinta pada Allah dan Islam.
• Beri reward atau hadiah setiap anak bisa menghafal satu surah. reward bukan saja berupa uang atau hadiah berbentuk barang. Bisa saja anak diberikan buku yang disukainya, atau sekedar diberikan tanda bintang di buku kecilnya. Pujian juga membuat anak semakin terpacu.

Adab-Adab yang Membantu Anak Tergugah Oleh Al-Qur’an
Adab-adab batin (dalam hati):
• Ketika membaca AlQur’an, bacan itu harus ikhlas untuk Allah SWT.
• Bertekad kuat untuk bertaubat kepada Allah SWT. dan selalu menghindari maksiat.
• Ketika membaca Al-Qur’an anak harus menghadirkan hati dan membuang sejauh-jauhnya setiap perkataan hati.
• Selalu mernungkan dan memahami makna ayat-ayat yang sedang dibaca.
• Hendaknya hati anak memberikan reaksi terhadap setiap perkara yang terkandung dalam ayat yang dibacanya.
• Tunduk dan khusyuk kepada Allah dan memperbanyak doa setiap selesai membaca Al-Qur’an. Karena doa sangat membantu anak dalam menghafal Al-Qur’an.
• Terbiasa dengan membaca 1 juz tiap harinya. Serta menjadikan bacaan dzikir pagi dan sore sebagai rutinitas harian yang tak pernah terlewatkan.
• Senanatiasa menjaga dan memperbanyak istigfar.
• Jangan sampai anak menjdi sombong karena Al-Qur’an yang dihafalnya.

Adab-adab Lahiriyah:
• Bersuci dan bewudhu sebelum tilawah Al-Qur’an
• Menghadap kiblat ketika tilawah Al-Qur’an
• Jika memulai dari awal surat hendaknya membaca “A’udzubillahi minasy syaithonirrojim, bismillahirrohmanirrohim”.
• Selalu rutin membca Al-Qur’an setiap hari agar tidak melupakan ayat yang sudah dihafalnya.
• Tidak memotong tilawah dengan perkataan yang tidak bermanfaat
• Hendaknya semampu mungkin memperindah bacaan Al-Qur’an.
• Menghormati mushaf Al-Qur’an dengan tidak meletakkannnya di lantai dll.
• Memilih tempat yang bagus untuk tilawah. Seperti masjid atau tempat yang enang di dalam rumah.
• Memilih waktu yang bagus untuk tilawah. Terutama waktu yang Allah menampakkan diri pada hamba-hambanya yang sholih.
Itulah cara bagaimana mgajarkan Al-Qur’an kepada anak dengan baik. Dan Islam sungguh sangat memperhatikan dalam hal ini agar para orang tua mengenalkan dan mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka. Karena ia termasuk kitab suci umat Islam dan firman Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara Malaikat Jibril untuk di sebarkan kepada umat Islam sebagai pedoman hidup mereka.

Referensi:
 Mendidik Anak Bersama Nabi saw., Muhammad Suwaid
 Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, Syaikh Fuhaim Mushthafa
 Berbagai Sumber

0 komentar:

Posting Komentar